Tiga Enam - Menulis jurnal ilmiah sering dianggap sebagai “ujian akhir” bagi mahasiswa atau peneliti. Banyak yang bilang, menulis jurnal itu ribet: harus pakai bahasa formal, penuh aturan, dan bikin pusing. Padahal kalau kita tahu langkah-langkahnya, sebenarnya menulis jurnal bisa jadi pengalaman seru, bahkan bisa membuka peluang baru.
Saya pribadi pernah merasakan susahnya submit artikel ke jurnal kampus. Mulai dari revisi berkali-kali sampai ditolak redaksi karena format salah. Dari situ saya belajar bahwa kunci menulis jurnal bukan cuma soal pintar menulis, tapi juga soal strategi.
Kenapa Harus Menulis Jurnal Ilmiah?
Kalau di Indonesia, menulis jurnal sering identik dengan syarat kelulusan atau tugas dosen. Misalnya mahasiswa S1 harus punya publikasi di prosiding, atau mahasiswa S2 dan S3 wajib submit jurnal internasional. Tapi manfaatnya lebih luas:
- Pengakuan ilmiah: Tulisan kita bisa dibaca banyak orang, bukan cuma dosen pembimbing.
- Peluang karier: Publikasi sering jadi nilai tambah saat daftar beasiswa atau pekerjaan.
- Kontribusi nyata: Kita bisa ikut menyumbang pengetahuan, walaupun kecil, dalam bidang yang kita tekuni.
Saya pernah ikut seminar di Medan, salah satu pemateri bilang, “Jurnal itu kayak tabungan ilmiah. Semakin banyak kamu menulis, semakin banyak investasi pengetahuanmu.” Itu masuk akal banget.
Langkah-langkah Menulis Jurnal Ilmiah yang Baik
1. Tentukan Topik yang Relevan
Jangan asal pilih topik. Pilih yang:
- Sesuai bidangmu.
- Sedang hangat dibicarakan.
- Ada data atau sumber yang bisa diakses.
Misalnya, kalau kamu kuliah di jurusan pertanian, topik tentang padi organik atau inovasi pupuk ramah lingkungan bisa lebih menarik daripada sekadar menulis teori lama.
2. Cari Referensi yang Kredibel
Di Indonesia, banyak mahasiswa terjebak pakai referensi dari blog atau website abal-abal. Padahal jurnal harus pakai sumber valid, seperti:
- Jurnal terindeks Sinta atau Scopus.
- Buku teks akademik.
- Laporan resmi pemerintah (BPS, Kemenkes, Kemendikbud).
Tips praktis: manfaatkan Garuda Portal (garuda.kemdikbud.go.id) untuk cari jurnal Indonesia gratis.
3. Buat Kerangka Tulisan
Biasanya struktur jurnal ilmiah standar terdiri dari:
- Judul
- Abstrak
- Pendahuluan
- Metodologi
- Hasil dan Pembahasan
- Kesimpulan
- Daftar Pustaka
Anggap saja ini seperti resep masakan. Kalau salah urut, hasilnya bisa hambar.
4. Gunakan Bahasa yang Jelas dan Formal
Ini tantangan terbesar. Bahasa jurnal ilmiah memang harus formal, tapi bukan berarti harus bertele-tele. Contoh:
- Jangan: “Penulis merasa penelitian ini sangat luar biasa dan bermanfaat sekali.”*
- Lebih baik: “Penelitian ini menunjukkan hasil yang signifikan dalam meningkatkan produktivitas.”
Intinya, singkat, padat, jelas.
5. Tampilkan Data dengan Rapi
Kalau kamu punya data survei, tabel, atau grafik, tampilkan dengan rapi. Jangan asal copy-paste dari Excel. Misalnya, kalau meneliti perilaku konsumen kopi di Bandung, sajikan diagram batang atau pie chart supaya pembaca mudah menangkap.
6. Perhatikan Etika Akademik
Plagiarisme adalah dosa besar dalam dunia jurnal. Di Indonesia, banyak artikel ditolak gara-gara “copy-paste”. Gunakan tools cek plagiarisme (Turnitin, iThenticate, atau yang gratis seperti Plagiarism Checker X). Jangan lupa cantumkan sitasi sesuai gaya (APA, IEEE, Harvard).
Menulis Itu Butuh Kesabaran
Saya pernah nulis jurnal pertama kali saat kuliah. Waktu itu saya bikin penelitian kecil tentang “Pengaruh Media Sosial terhadap Minat Beli Produk Lokal di Medan”. Awalnya pede, tapi pas dikirim ke jurnal kampus, langsung ditolak. Alasannya: metodologi nggak jelas dan referensi minim. Rasanya sakit hati banget.
Tapi dari situ saya belajar:
- Jangan buru-buru submit.
- Mintalah teman atau dosen membaca dulu.
- Anggap revisi sebagai proses belajar, bukan kegagalan.
Setelah revisi tiga kali, akhirnya artikel saya diterima. Dan jujur, rasa bangganya luar biasa ketika nama saya muncul di daftar penulis jurnal.
Tips Praktis untuk Mahasiswa Indonesia
- Mulai dari topik sederhana: Jangan langsung mimpi bikin penelitian “kelas internasional”. Mulai dari hal yang bisa kamu akses di kampus atau lingkungan sekitar.
- Ikut komunitas riset: Banyak kampus punya komunitas penulis jurnal. Di sana kamu bisa belajar bareng dan saling support.
- Manfaatkan aplikasi: Gunakan Mendeley atau Zotero untuk atur referensi. Ini sangat menghemat waktu.
- Jangan takut ditolak: Ingat, bahkan penulis hebat pun pernah ditolak jurnal berkali-kali.
- Tulis dengan hati: Kalau kamu benar-benar tertarik pada topik, tulisanmu akan lebih hidup.
Contoh Kehidupan Sehari-hari
Bayangkan kamu menulis jurnal tentang sampah plastik di sekolah. Data bisa kamu ambil dari menghitung jumlah botol plastik yang terkumpul setiap hari. Dari situ, kamu bisa analisis: berapa persen yang bisa didaur ulang, bagaimana perilaku siswa, dan solusi apa yang bisa ditawarkan. Sesederhana itu, tapi bisa jadi artikel jurnal yang bermanfaat.
Kesimpulan
Menulis jurnal ilmiah yang baik dan benar bukan soal pintar menulis saja, tapi soal disiplin, kesabaran, dan strategi. Mulailah dari topik yang relevan, kumpulkan referensi yang valid, susun struktur dengan rapi, dan jangan pernah menyerah ketika ditolak. Dengan konsistensi, siapa pun bisa jadi penulis jurnal, termasuk mahasiswa Indonesia yang sering merasa “nggak bisa”.
Ingat, setiap jurnal yang kamu tulis adalah jejak kontribusi ilmiah untuk bangsa. Jadi, jangan takut untuk mencoba!
Pertanyaan Umum (FAQ)
1. Apakah jurnal ilmiah harus selalu internasional?
Tidak. Jurnal nasional juga penting, terutama yang terindeks Sinta. Itu sudah cukup bernilai di Indonesia.
2. Bagaimana cara menghindari plagiarisme?
Gunakan sitasi yang benar dan selalu parafrase. Jangan copy-paste mentah dari sumber.
3. Apakah mahasiswa S1 wajib menulis jurnal?
Tergantung kampus. Ada yang wajib, ada yang cukup dengan skripsi. Tapi menulis jurnal akan jadi nilai tambah.
4. Berapa lama proses menulis jurnal sampai diterbitkan?
Bisa 3–6 bulan, bahkan lebih. Tergantung kecepatan revisi dan proses review.
5. Apa tips paling penting?
Mulai saja. Jangan tunggu sempurna. Sambil jalan, kamu akan belajar.

Posting Komentar